Minggu, 25 Agustus 2013

Analisis Puisi “Doa” dan Lirik lagu “Damai bersama-Mu”


Doa


Pengarang: Chairil Anwar
kepada pemeluk teguh

Tuhanku
Dalam termangu
Aku masih menyebut namamu

Biar susah sungguh
mengingat Kau penuh seluruh

cahyaMu panas suci
tinggal kerdip lilin di kelam sunyi

Tuhanku

aku hilang bentuk
remuk

Tuhanku

aku mengembara di negeri asing

Tuhanku
di pintuMu aku mengetuk
aku tidak bisa berpaling

13 November 1943

 

Aku Termenung Di Bawah Mentari
Di Antara Megahnya Alam Ini
Menikmati Indahnya Kasih-Mu
Kurasakan Damainya Hatiku

Sabda-Mu Bagai Air Yang Mengalir
Basahi Panas Terik Di Hatiku
Menerangi Semua Jalanku
Kurasakan Tenteramnya Hatiku

Reff;
Jangan Biarkan Damai Ini Pergi
Jangan Biarkan Semuanya Berlalu
Hanya Pada-Mu Tuhan
Tempatku Berteduh
Dari Semua Kepalsuan Dunia

Bila Ku Jauh Dari Diri-Mu
Akan Kutempuh Semua Perjalanan
Agar Selalu Ada Dekat-Mu
Biar Kurasakan Lembutnya Kasih-Mu

Puisi ‘Doa´ karya Chairil Anwar di atas mengungkapkan tema tentang ketuhanan (beraliran mistisisme). Hal ini dapat kita rasakan dari beberapa bukti. Pertama, diksi yang digunakan sangat kental dengan kata-kata bernaka ketuhanan. Kata `doa´ yang digunakan sebagai judul menggambarkan sebuah permohonan atau komunikasi seorang penyair dengan SangPencipta. Kata-kata lain yang mendukung tema adalah Tuhanku, nama-Mu, mengingat Kau,caya-Mu, di pintu-Mu. Kedua, dari segi isi puisi tersebut menggambarkan sebuah renungan dirinya yang menyadari tidak bisa terlepas dari Tuhan.
Sama seperti Puisi ‘Doa’ karya Chairil Anwar, lirik lagu ‘Damai Bersama-Mu’ juga bertema tentang ketuhanan. bermakna akan kebutuhan dasar manusia yang sesungguhnya yaitu untuk dekat dengan sang pencipta alam. Namun, jika dilihat dari diksinya lebih sederhana dan mudah dipahami dibandingkan dengan puisi ‘Doa’ karya Chairil Anwar.