Kamis, 05 Desember 2013

Diujung Batas Penantianku


Disini…
Aku masih memanggang rasa ini
Diantara Kering Ranting dan daun pepohonan
serta Sepi Angin Sore itu

Sempat terbersit sepenggal harap
Pada burung yang membawa mimpiku terbang
Dan memajangnya di ujung langit
Agar kau mengerti
Rasaku padamu demikian dalam

Namun …..
Ada terselip rasa cemas
Saat Waktu terus saja menghabiskan Sepiku
Hingga rasa ini menghujat pada Janji
Kapan semua ini akan berakhir?

Sekarangpun aku telah sampai
Diujung batas penantianku
Ingin kudekap bayangmu terakhir kali
Sekalian ucapkan selamat tinggal
Dan biarkan penantian ini
Kan kubawa pergi…

Rabu, 13 November 2013

Yang Terpendam



Hanya sesaat tatapan yang bisa kubiaskan untukmu
Sesungguhnya kidung kerinduan ini ingin menyampaikan sebuah rasa padamu
Mestinya sudahlah cukup buatmu bisa mengartikan rasa yang ku pendam
Meski pertemuan singkat itu sekejap mata
Namun ada makna dalam setiap tarikan dan hembusan nafas
Ada harapan dalam degup jantung

Disini,
Didadaku tersimpan harapan
Dihatiku bersemayam keinginan
Namun bagaimana ku harus sampaikan kepadamu jika setiap menatap wajahmu bibirku kelu?
Bagaimana harus ku luahkan kejujuran atas rasa cinta dan rinduku?
Seandainya rasaku ini sama dengan rasamu
Namun diri ini tak sanggup
Hanya cinta dalam diam yang membelenggu ku
Dan aku hanya akan menjadi sang pengagum rahasia mu.

Kamis, 19 September 2013

Analisis alur cerpen Senyum Karyamin



1.      Karyamin memikul dua buah keranjang batu kali. 
2.      Karyamin telah tergelincir dua kali. 
3.      Teman-teman Karyamin menertawakannya.
4.      Karyamin kehilangan keseimbangannya.  
5.      Dua buah keranjang batu tumpah. 
6.      Karyamin ditertawakan teman-temannya lagi.
7.      Teman-teman karyamin membicarakan istrinya.  
8.      Karyamin pusing.
9.      Saidah menggelar dagangan dibawah pohon waru. 10. Karyamin mendatangi Saidah dan meminta minum pada Saidah.
11. Saidah menawarkan makan kepada Karyamin.  
12. Karyamin menolak tawaran makan dari Saidah, karena tak mau menambah hutang. 
13. Karyamin melihat burung Paruh Udang.
14. Karyamin teringat pada anak dan istrinya.  
15. Karyamin kembali ke sungai. 
16. Karyamin ingin pulang.
17. Tengkulak sudah setengah bulan belum membayar batu Karyamin.  
18. Karyamin melanjutkan kakinya pulang kerumah.
19. Karyamin melihat jambu dan salak berserakan.  
20. Karyamin memakan buah tersebut, namun belum matang benar.
21. Karyamin melihat dua buah sepeda jengki didepan rumahnya.  
22. Pak Pamong menunggu Karyamin didepan rumahnya.
23. Pak Pamong menagih iuran untuk korban kelaparan di Afrika.  
24. Karyamin tertawa keras. 
25.  Karyamin pingsan.

Minggu, 25 Agustus 2013

Analisis Puisi “Doa” dan Lirik lagu “Damai bersama-Mu”


Doa


Pengarang: Chairil Anwar
kepada pemeluk teguh

Tuhanku
Dalam termangu
Aku masih menyebut namamu

Biar susah sungguh
mengingat Kau penuh seluruh

cahyaMu panas suci
tinggal kerdip lilin di kelam sunyi

Tuhanku

aku hilang bentuk
remuk

Tuhanku

aku mengembara di negeri asing

Tuhanku
di pintuMu aku mengetuk
aku tidak bisa berpaling

13 November 1943

 

Aku Termenung Di Bawah Mentari
Di Antara Megahnya Alam Ini
Menikmati Indahnya Kasih-Mu
Kurasakan Damainya Hatiku

Sabda-Mu Bagai Air Yang Mengalir
Basahi Panas Terik Di Hatiku
Menerangi Semua Jalanku
Kurasakan Tenteramnya Hatiku

Reff;
Jangan Biarkan Damai Ini Pergi
Jangan Biarkan Semuanya Berlalu
Hanya Pada-Mu Tuhan
Tempatku Berteduh
Dari Semua Kepalsuan Dunia

Bila Ku Jauh Dari Diri-Mu
Akan Kutempuh Semua Perjalanan
Agar Selalu Ada Dekat-Mu
Biar Kurasakan Lembutnya Kasih-Mu

Puisi ‘Doa´ karya Chairil Anwar di atas mengungkapkan tema tentang ketuhanan (beraliran mistisisme). Hal ini dapat kita rasakan dari beberapa bukti. Pertama, diksi yang digunakan sangat kental dengan kata-kata bernaka ketuhanan. Kata `doa´ yang digunakan sebagai judul menggambarkan sebuah permohonan atau komunikasi seorang penyair dengan SangPencipta. Kata-kata lain yang mendukung tema adalah Tuhanku, nama-Mu, mengingat Kau,caya-Mu, di pintu-Mu. Kedua, dari segi isi puisi tersebut menggambarkan sebuah renungan dirinya yang menyadari tidak bisa terlepas dari Tuhan.
Sama seperti Puisi ‘Doa’ karya Chairil Anwar, lirik lagu ‘Damai Bersama-Mu’ juga bertema tentang ketuhanan. bermakna akan kebutuhan dasar manusia yang sesungguhnya yaitu untuk dekat dengan sang pencipta alam. Namun, jika dilihat dari diksinya lebih sederhana dan mudah dipahami dibandingkan dengan puisi ‘Doa’ karya Chairil Anwar.