Tanah Air Mata
Oleh : Sutardji Calzoum Bachri
Tanah airmata tanah tumpah dukaku
mata air airmata kami
airmata tanah air kami
di sinilah kami berdiri
menyanyikan airmata kami
di balik gembur subur tanahmu
kami simpan perih kami
di balik etalase megah gedung-gedungmu
kami coba sembunyikan derita kami
kami coba simpan nestapa
kami coba kuburkan duka lara
tapi perih tak bisa sembunyi
ia merebak kemana-mana
bumi memang tak sebatas pandang
dan udara luas menunggu
namun kalian takkan bisa menyingkir
ke manapun melangkah
kalian pijak airmata kami
ke manapun terbang
kalian kan hinggap di air mata kami
ke manapun berlayar
kalian arungi airmata kami
kalian sudah terkepung
takkan bisa mengelak
takkan bisa ke mana pergi
menyerahlah pada kedalaman air mata
Oleh : Sutardji Calzoum Bachri
Tanah airmata tanah tumpah dukaku
mata air airmata kami
airmata tanah air kami
di sinilah kami berdiri
menyanyikan airmata kami
di balik gembur subur tanahmu
kami simpan perih kami
di balik etalase megah gedung-gedungmu
kami coba sembunyikan derita kami
kami coba simpan nestapa
kami coba kuburkan duka lara
tapi perih tak bisa sembunyi
ia merebak kemana-mana
bumi memang tak sebatas pandang
dan udara luas menunggu
namun kalian takkan bisa menyingkir
ke manapun melangkah
kalian pijak airmata kami
ke manapun terbang
kalian kan hinggap di air mata kami
ke manapun berlayar
kalian arungi airmata kami
kalian sudah terkepung
takkan bisa mengelak
takkan bisa ke mana pergi
menyerahlah pada kedalaman air mata
Tema
Tema dari puisi ‘Tanah Air Mata’ di atas adalah Perjuangan Menuntut Keadilan.
Majas
Puisi ‘Tanah Air Mata’ banyak menggunakan majas metafora seperti: / tanah air mata tanah tumpah dukaku / menyanyikan air mata kami / kami simpan perih kami / kami coba sembunyikan derita kami / kalian pijak air mata kami / kalian hinggap di air mata kami /. Majas personifikasi ditemukan pada bait ke-4 larik ke-3 / tapi perih tak bias sembunyi / dan baik ke-
5 larik ke-2 / dan udara luas menunggu /.
Citraan
Citra gerak terdapat pada bait kelima / ke manapun melangkah / ke manapun terbang / ke manapun berlayar / kalian arungi air mata kami /. Citra rabaan terdapat pada bait kedua / disinilah kami berdiri / pada bait ketiga / kami simpan perih kami / kami coba sembunyikan derita kami / pada bait keempat / kami coba kuburkan duka lara /dan bait kelima / kalian pijak airmata kami /. Citra visual terdapat pada bait ketiga / di balik etalase megah gedung-gedungmu / pada bait kelima / bumi memang tak sebatas pandang./. sedangkan citra pendengaran terdapat pada bait kedua / menyanyikan air mata kami/.
Amanat
Pesan yang disampaikan dalam puisi ini adalah keadilan. kita sebagai generasi muda harus menegakkan keadialan, dan harus memiliki sikap yang bertanggung jawab, bijaksana, adil demi tercapainya tujuan bangsa yakni masyarakat yang adil dan makmur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar